Saat proses melahirkan terkadang dokter menggunakan beberapa alat bantu, salah satunya adalah dengan menggunakan ekstraktor vakum. Kapan proses persalinan memerlukan ekstraktor vakum?
Penggunaan ekstraktor vakum biasanya berkaitan dengan kondisi ibu atau bayi yang dikandungnya. Alat ini digunakan ketika proses persalinan cepat diperlukan untuk menghindari cedera pada bayi dan untuk menghindari operasi caesar.
Penggunaan vakum dalam proses persalinan ini biasanya cepat dan hanya dalam hitungan beberapa menit saja.
Dikutip dari Healthline, Jumat (6/8/2010) ada beberapa alasan utama yang membuat seseorang harus diberi bantuan ekstraktor vakum saat melahirkan, yaitu:
1. Proses persalinan sudah berlangsung lama.
Secara normal proses persalinan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama saat timbulnya kontraksi hingga leher rahim terbuka dan tahap kedua dimulai saat leher rahim terbuka lengkap hingga bayi keluar dari tubuh ibunya.
Pada umumnya proses persalinan pada bayi pertama membutuhkan waktu yang lebih panjang (tahap kedua sudah lebih dari 2 jam), hal ini membuat ibu merasa sudah tidak mampu lagi untuk mengejan atau mendorong bayi keluar. Karenanya dokter akan mempertimbangkan untuk menggunakan ekstraktor vakum untuk membantu bayi keluar melalui vagina.
2. Ibu sudah mengalami kelelahan.
Jika ibu sudah mengejan atau mendorong terus selama satu jam, maka seseorang akan mulai kehilangan sebagian kekuatannya. Dalam situasi seperti ini beberapa bantuan ekstra dari dokter diperlukan untuk menghindari komplikasi serta agar proses persalinan tidak berlangsung terlalu lama.
Ekstraktor vakum akan memungkinkan dokter untuk menarik bayi sementara ibunya tetap mendorong, kondisi ini cukup efektif untuk membantu mengeluarkan bayi dari rahim ibunya.
3. Penggunaan anestesi epidural yang terlalu kuat.
Epidural anestesi biasanya digunakan untuk meredakan nyeri selama persalinan yang disuntikkan di luar sumsum tulang belakang punggung bagian bawah.
Epidural ini berfungsi untuk menghambat serat saraf yang berfungsi menyampaikan sinyal rasa sakit saat persalinan. Tapi hal ini juga mempengaruhi saraf yang digunakan untuk memberikan dorongan sehingga menghambat ibu untuk mengejan atau mendorong.
Dengan bantuan ekstraktor vakum akan membantu memberikan kekuatan tambahan bagi ibu untuk mengeluarkan bayinya.
4. Adanya kondisi medis yang menghambat ibu untuk mengejan.
Beberapa kondisi medis bisa memperburuk usaha ibu untuk mengejan sehingga upaya yang dikeluarkan menjadi tidak efektif. Hal ini disebabkan saat mengejan, tekanan darah ibu dan tekanan di otak akan meningkat.
Karenanya perempuan yang memiliki tekanan darah tinggi, kondisi jantung tertentu, stroke atau pernah mengalami komplikasi saat melahirkan, bisa memicu komplikasi yang lebih serius sehingga dokter menggunakan bantuan ekstraktor vakum.
5. Adanya masalah pada bayi yang dikandung.
Sebagian besar dokter akan memantau denyut jantung dan kontraksi uterus untuk mengetahui kondisi bayi. Jika ditemukan adanya masalah seperti denyut jantung yang menurun, maka dokter harus segera mengeluarkan bayi dan salah satu caranya adanya dengan menggunakan bantuan ekstraktor vakum.
Namun jika bayi yang dilahirkan prematur, maka vakum tidak boleh digunakan. Karena tengkorak bayi masih belum kuat atau keras, sehingga dikhawatirkan terjadi perdarahan di dalamnya akibat tekanan dari vakum.
Selain itu jika ibu memiliki ukuran panggul yang sempit juga tidak bisa menggunakan vakum, karena ditakutkan adanya ketidakcocokan antara besar bayi dengan ukuran panggul ibunya.
Vera Farah Bararah - detikHealth