(Foto: thinkstock
Kesehatan yang dimiliki oleh seorang perempuan bisa mempengaruhi kesehatan janin yang akan dikandungnya nanti. Untuk itu ketahui 5 pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan oleh para ibu.
Beberapa kondisi tubuh bisa secara langsung atau tidak mempengaruhi kondisi bayi yang dikandungnya, karenanya penting bagi para calon ibu untuk memperhatikan kesehatan tubuhnya.
Seperti dikutip dari Parenting, Jumat (15/10/2010) ada 5 pemeriksaan yang harus dilakukan oleh calon ibu atau perempuan, yaitu:
1. Pemeriksaan periodontal
Tes ini meliputi pembersihan rutin dan pemeriksaan gusi untuk menjaga gigi dan gusi agar tetap sehat dan bebas dari infeksi serta penyakit. Bagian yang diperiksa adalah sambungan antara gusi dan gigi serta kemungkinan adanya peradangan disekitar gusi.
Hal ini menjadi penting karena perempuan yang memiliki penyakit gusi berisiko 7 kali lipat lebih tinggi melahirkan prematur. Selain itu pada ibu hamil lebih rentan mengalami peradangan gusi akibat adanya perubahan hormon. Karenanya ibu hamil harus lebih sering memeriksakan diri ke dokter yaitu setiap 3-4 bulan sekali, terutama jika sering mengalami gusi berdarah.
2. Pemeriksaan Thyroid stimulating hormone (TSH)
Tes ini akan menunjukkan apakah kadar hormon tiroid seseorang kurang aktif (hipotiroid) atau justru terlalu aktif (hipertiroid). Karena kadar hormon ini bisa mempengaruhi kesehatan perempuan tersebut.
Pemeriksaan ini penting karena gangguan tiroid dapat mengganggu kesempatan seseorang untuk hamil, misalnya perempuan yang mengalami hipotiroid akan terganggu proses ovulasinya sedangkan hipertiroid bisa meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur. Karenanya penting untuk memeriksa kadar hormon ini setahun sekali.
3. Pemeriksaan hitung darah lengkap (complete blood count/CBC)
Tes ini untuk mengevaluasi seberapa baik sumsum tulang belakang dan sistem kekebalan tubuh bekerja. Jika sel darah putihnya tinggi menunjukkan adanya infeksi, kadar hemoglobin rendah menunjukkan anemia, kadar platelet rendah menunjukkan adanya masalah dalam hal pembekuan darah.
Hal ini karena setelah seseorang memiliki anak cenderung memiliki periode menstruasi yang berat sehingga membuat seseorang rentan terhadap anemia. Selain itu untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam jumlah komponen darahnya.
4. Pap smear
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan prakanker atau kanker pada leher rahim, biasanya dokter akan mengambil sedikit sampel cairan di leher rahim dan memeriksakannya di laboratorium.
Pemeriksaan ini penting dilakukan oleh orang yang sudah menikah atau sudah aktif secara seksual. Deteksi dini bisa menjegah kondisi yang lebih serius seperti kanker leher rahim. Selain itu dikhawatirkan nantinya dapat mempengaruhi kesehatan organ reproduksinya.
5. Pemeriksaan kepadatan mineral tulang
Tes ini dilakukan untuk memeriksa kepadatan mineral tulang yang dapat memicu osteoporosis, kondisi ini terjadi saat tulang mulai tipis dna lemah. Untuk memeriksanya digunakan mesin yang disebut dengan dual energy photon absorptiometer (DEXA).
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan saat berusia 35 tahun atau memiliki riwayat osteoporosis, mengonsumsi obat tiroid dan steroid. Masalah ini bisa bertambah parah saat seorang ibu menyusui. Jika ia tidak mendapatkan kalsium yang cukup, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang dan diberikan pada bayi. Karenanya penting untuk mengetahui apakah kepadatan mineral tulangnya masih baik atau sudah berkurang.
Vera Farah Bararah - detikHealth